Rabu, 18 November 2015

DESAIN PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN PAI



DESAIN PENGEMBANGAN
METODE PEMBELAJARAN PAI
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Perencanaan Sistem PAI
Dosen Pengampu Mohtarom, M.Pd





Kelompok 9 :
1.    Nur Maliya Farkhanah               (1410110044)
2.    Saiful Huda                                (1410110071)
3.    Sya’idatur Rohmah                    (1410110076)
 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang
Sebagai sebuah proses yang sengaja dilakukan, proses pembelajaran memerlukan sebuah perancangan, agar apa yang dilakukan dapat berjalan dan menghasilkan sesuatu seperti yang diharapkan. Dengan adanya perancangan tersebut, maka proses yang akan dilaksanakan dalam waktu yang panjang memiliki langkah yang jelas, dapat diprediksikan hasilnya, dapat diperkirakan sumber daya-sumber daya yang diperlukan, dan dapat pula digunakan untuk menentukan persyaratan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah tersebut.
Masalah yang sering dihadapi pengajar berkenaan dengan proses pembelajaran adalah bagaimana cara pengajar menyampaikan pesan materi kepada peserta didik yang disebut dengan metode pembelajaran. Bagaimana cara si pendidik dalam menyampaikan materi dan agar siswa mampu memahami materi yang diberikan. Sehubungan dengan itu, perlu disusun rambu-rambu pemilihan dan pemanfaatan metode pembelajaran untuk membantu pengajar agar dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, efektif dan efisien sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas sedikit tentang Desain Pengembangan Metode Pembelajaran PAI, yang diharapkan bisa menambah wawasan pembaca.

2.    Rumusan Masalah
a.    Apa Pengertian Desain Pengembangan Metode Pembelajaran PAI?
b.    Bagaimana Urgensi dan Asumsi Desain Pengembangan Metode Pembelajaran PAI ?
c.    Apa saja Jenis-Jenis Metode Pendidikan Agama Islam ?
d.   Bagaimana Metode Pembelajaran Dalam Pendidikan Agama Islam ?
BAB II
PEMBAHASAN

1.    Pengertian Desain Pengembangan Metode Pembelajaran PAI
Desain adalah sebuah istilah yang diambil dari kata design (Bahasa Inggris) yang berarti perencanaan atau rancangan. Ada pula yang mengartikan dengan “Persiapan”. Di dalam ilmu manajemen pendidikan atau ilmu administrasi pendidikan, perencanaan disebut dengan istilah planning yaitu “Persiapan  menyusun pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu.”
Metode berarti cara atau teknik untuk melakukan sesuatu. Dalam bahasa Arab metode disebut Thoriqah artinya jalan, cara, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan sesuatu. Sehingga dapat dipahami bahwa metode berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran.[1]
Desain metode pembelajaran merupakan proses perencanaan yang sistematis atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu, bukan hanya terbatas prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Dapat disimpulkan bahwa desain pengembangan metode pembelajaran PAI adalah perencanaan sebelum melakukan proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan cara-cara pengajaran atau proses penyampaian materi, khususnya materi Pendidikan Agama Islam untuk dapat memberikan pemahaman kepada siswa tentang apa yang diajarkannya.
Metode Pembelajaran yang dipilih oleh seorang guru hendaknya didasari berbagai pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi dan lingkungan yang dihadapinya. Pemilihan metode pembelajaran umumnya bertolak dari :
a.    Rumusan  tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
b.    Analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihasilkan
c.    Jenis materi pembelajaran yang dikomunikasikan

2.    Urgensi dan Asumsi Desain Pengembangan Metode Pembelajaran PAI
Pengaturan, penyusunan, dan gaya mengajar sangat tergantung pada guru serta keterampilannya dalam mengelola kelas, serta sangat dipengaruhi oleh perbedaan situasi, kondisi dan karakteristik siswa. oleh sebab itu, kita tidak dapat mengatakan bahwa seluruh strategi tertentu yang terbaik dan paling cocok untuk segala situasi dan kondisi pembelajaran. Perbedaan tujuan, materi, karakteristik siswa serta perbedaan guru membutuhkan strategi yang berbeda dalam prateknya.[2]
Pembelajaran pendidikan agama islam, sebagai salah satu mata pelajaran yang mengandung muatan ajaran-ajaran Islam dan tatanan nilai hidup dan kehidupan islami, perlu diupayakan melalui perencanaan pembelajaran  pendidikan agama yang baik agar dapat  mempengaruhi pengembangan kehidupan peserta didik. Karena itu, salah satu kemampuan yang harus dimiliki seorang Guru PAI atau pembelajar pendidikan agama Islam adalah kemampuan merencanakan untuk mengembangkan  metode pembelajarannya secara profesional.
Inti kegiatan desain pembelajaran agama Islam adalah memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode pembelajaran yang cocok dengan kondisi yang ada untuk mencapai hasil pembelajaran agama Islam yang diharapkan. Upaya untuk memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode pembelajaran tersebut harus berpijak pada 4 hal pokok yang disebut sebagai kondisi pembelajaran, yaitu :
a.    Tujuan pembelajaran agama Islam yang ingin dicapai
b.    Isi pembelajaran agama Islam yang harus dipelajari peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran agama Islam tersebut
c.    Sumber belajar agama Islam yang tersedia dan dapat mengantarkan pesan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien
d.   Karakteristik peserta didik yang belajar, terutama yang terkait dengan kemampuan yang telah dikuasai peserta didik, tingkat sosial ekonomi, kelas sosial dalam struktur masyarakat, jenjang pendidikan, cara belajar, gaya belajarnya, dan sebagainya.[3]
Tanpa berpijak pada kondisi tersebut maka kecil sekali peluang untuk dapat mengambangkan metode pembelajaran secara optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal. Dengan perkataan lain, pengembangan metode pembelajaran pendidikan agama yang optimal harus diawali dengan kegiatan menganalisis kondisi pembelajaran yang ada dan hasil pembelajaran pendidikan agama yang diharapkan.
Desain pembelajaran pendidikan agama sebagai disiplin ilmu, menaruh perhatian pada perbaikan kualitas pembelajaran  pendidikan agama. Melalui desain pembelajaran pendidikan agama dapat dihasilkan berbagai cara belajar agama sesuai dengan kondisi peserta didik dan hasil pendidikan agama yang diharapkan. Kualitas hasil suatu produk metode pembelajaran sangat ditentukan oleh ketepatan dalam memilih dan mengembangkan setiap langkah desain pembelajaran.

3.    Jenis-Jenis Metode Pendidikan Agama Islam
a.    Metode pendidikan demokratis yang luwes
Mendidik anak dengan cara memberikan kebebasan kepada anak didik sesuai dengan kebutuhan. Tindakan ini dilakukan berkat adanya sabda Nabi Muhammad saw. yang artinya, “tidak seorangpun yang dilahirkan kecuali menurut fitrahnya.” (HR. bukhori Muslim)
Pemberian kebebasan tersebut tentunya masih dalam batas-batas tertentu sesuai kebutuhan, sebab anak masih dalam proses pertumbuhan dan belum memiliki kepribadian yang kuat, belum dapat memilih keputusan mengenai masalah yang dihadapi. Karenanya ia membutuhkan petunjuk guna memilih alternatif dari beberapa alternatif yang ada.

b.    Metode pendekatan yang mencakup akal dan perasaan sekaligus
Setiap orang cinta dan saying kepada anakya dan berusaha dengan segala kemampuannya untuk mendidik anaknya agar kelak menjadi orang yang baik dan berguna. Karena itulah para Nabi dari zaman ke zaman selalu berdoa agar dikaruniai anak yang sholeh yang dapat melanjutkan perjuangannya.
Nabi Ibrahim as. Berdoa, “Ya Tuhanku, Anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang sholeh.” (QS. Ash-Shoffat: 10).
Menurut agama islam, anak adalah amanat Tuhan kepada orang tua. Setiap orang tua memiliki tugas memelihara anaknya agar tetap berada dalam jalur yang baik. Untuk menuntun anak agar tumbuh dan berkembang sebagaimana dilihat dari segi biologis dan sosiologisnya, maka pendekatan yang dilakukan ialah dengan jalur akal dan emosi/perasaan. Metode pendekatan ini menekankan segi pikiran yang tajam dan perasaan yang halus.
Mendidik anak ada dua, secara informal dan secara formal. Pendidikan di dalam keluarga umumnya dilakukan secara informal yaitu pendidikan yang tidak menggunakan perencanaan, kurikulum, jam pelajaran dan lain-lain. Akan tetapi, kesemuanya dilakukan dengan santai tanpa dibatasi oleh tempat ataupun waktu. Namun, diharapkan keberhasilan pendidikan sesuai dengan yang dicita-citakan.
Sejak permulaan perkembangan Islam, umat Islam telah menyelenggarakan pendidikan formal. Rosulullah sendiri seringkali mengajarkan wahyu yang diterimanya dari Allah (lewat malaikat jibril) kepada pengikutnya di rumah Arqom Ibnu Arqam.
Pada waktu perang badar ada beberapa orang  musuh kaum quraisy yang tertawan oleh kaum muslimin. Diantara tawanan itu banyak yang pandai membaca dan menulis. Nabi Mihammad SAW memerintahkan kepada tawanan yang pandai menulis baca untuk menebus dirinya dengan mengajarkan tulis baca kepada 10 orang anak-anak madinah. Setelah anak-anak itu pandai membaca dan menulis, mereka sempat dibebaskan dari tawanan dan dikembalikan ke negerinya. Sesudah itu umat islam mengembangkan pendidikan formal dari berbagai tingkat untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak kaum muslimin. Dengan pendidikan formal ini membawa keuntungan yang sangat besar, sebab pendidikan menjadi lebih baik, sebab sasaran, materi diberikan bertujuan hendak dicapai jelas.[4]
Menurut Muhammad Quthb di dalam bukunya “Minhajut Tarbiyah” menyatakan bahwa tekhnik atau metode pendidikan islam itu ada 8 macam:
1)   Pendidikan melalui teladan
2)   Pendidikan melalui nasihat
3)   Pendidikan melalui hukuman
4)   Pendidikan melalui cerita
5)   Pendidikan melalui kebiasaan
6)   Menyalurkan kekuatan
7)   Mengisi kekosongan
8)   Pendidikan melalui peristiwa-peristiwa
Di dalam pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam Formal tertua di Indonesia, menggunakan dua macam metode yang terkenal yaitu:
1)   Sorogan
Sorogan yaitu penyampaian pelajaran dimana seorang santri atau murid maju membawa kitab untuk dibaca di hadapan seorang guru atau kyai. Kemudian kyai membimbing dan membenarkan.
2)   Weton
Weton ialah penyampaian pelajaran dimana seorang guru atau kyai membacakan kitab, menterjemahkan, menerangkan dan seringkali mengulas buku-buku di hadapan sekelompok santri atau murid.

4.    Metode Pembelajaran Dalam Pendidikan Agama Islam
a.    Metode Pembelajaran di Kalangan Anak-Anak
1)   Metode pembelajaran Al-Qur’an, Syair dan Sajak
Pada periode awal dari perkembangan anak bahkan sebelum anak-anak belajar membaca dan menulis, anak diajarkan untuk menghafalkan surat-surat yang pendek dari Al-Qur’an secara lisan. Dalam metode pembelajaran ini yang dipentingkan adalah hafalannya buka pengertiannya. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa belajar di waktu ini untuk mendapatkan berkat dai Al-Qur’an dan penanaman jiwa keagamaan. Dalam hal ini M. athiyah Al-Abrasyi mengatakan: “dalam metode ini soal penjelasan arti dan surat-surat yang mereka hafal tidak dipentingkan, murid-murid menghafal ayat-ayat tersebut tanpa mengerti maksudnya hanya sekedar untuk mengambil berkat dari Al-Qur’an dan menanamkan jiwa keagamaan, jiwa yang sholeh dan taqwa di dalam diri anak-anak yang masih muda itu. Dan dengan keyaknan bahwa periode anak-anak adalah waktu yang sebaik-baiknya buatpenghafalan secara otomatis dan memperkuat ingatan. Salah satu syair berbunyi
‘saya lihat betapa saya lupa akan apa yang saya pelajari  di waktu besar, sedang sya tidak pernah lupa akan apa yang saya pelajari di waktu kecil’.”
Pembelajaran syair dan sajak juga dilakukan secara hafalan. Syair yang singkat, menarik, dan mudah dimengerti oleh anak. Di samping itu juga syair yang berisi akhlaq yang baik, mencela setiap yang buruk, pujian terhadap orang yang pemurah, dan lainnya.
2)   Metode pembelajaran akhlaq
Islam memandang akhlaq sangat penting dalam kehidupan bahkan Islam menegaskan akhlaq ini merupakan  isinya yang utama.
Rasulullah saw. bersabda: “sesungguhnya saya diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlaq umat manusia.”
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka islam memerintahkan agar orang tua mendidik tentang adab dan sopan santun.

b.    Metode pembelajaran di tingkat tinggi
Adapun mengenai metode pembelajaran di tingkat tinggi yang dilakukan pada saat itu banyak antara lain yang terkenal ada 2 macam yaitu:
1)   System muhadharah atau kuliah
System ini diberikan dengan cara memberikan pokok-pokok pikiran terlebih dahulu, baru kemudian diberikan perincian mengenai pokok-pokok itu.
Cara – cara dan metode pendidikan di dalam institut-institut tinggi islam berbeda dan berlainan dimana maha guru tidak terikat pada suatu cara tertentu di dalam memberikan kuliah. Kadang-kadang maha guru itu mengajar dengan mendiktekan pelajaran dari kepalanya tanpa punya diktat atau buku khusus, tetapi apabila jumlah siswa cukup besar, kadang-kadang ditunjuk satu atau dua orang pembantu untuk mengulangi kembali apa yang telah didiktekan sehingga tidak ada satu pun yang ketinggalan.
2)   Sistem diskusi dan berdebat
Sistem ini sangat penting dalam pendidikan islam, sebab sistem ini merupakan metode efektif juga mengasah otak, latihan mengeluarkan pendapat, mengalahkan lawan, menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri , bahkan mampu membina kecakapan berbicara tanpa teks.
Para ulama dan sarjana muslim mendorong para mahasiswa untuk mengadakan diskusi, perdebatan, bahkan mewajibkan mereka belajar demikian. Sering terdapat bahwa seorang mahasiswa berbeda pendapat dengan maha gurunya, dengan tetap memelihara kesopanan dan penghargaan terhadap maha guru.
Menurut pendapat Ibnu Khaldun, diskusi dibidang masalah-masalah ilmiah membantu untuk memahami ilmu itu dalam kemampuan untuk menguraikannya. Beliau mengkritik kalau mahasiswa hanya diam-diam dan tidak berbicara dalam hal-hal yang mereka ketahui, dan mengkritik pula cara-cara mereka yang menghafalkan ilmu lebih dan apa yang dibutuhkan. Salah satu sajak berbunyi yang artinya : “ilmu adalah dengan pengertian dan mudzakarah, dengan studi, berpikir dan berdebat.

5.    Critical Thinking
Untuk mencapai tujuan pendidikan dalam proses pembelajaran seorang pendidik dituntut untuk mampu mendesain metode pembelajaran. Dalam menyampaikan materi ke peserta didik, seorang pendidik dituntut harus memiliki beberapa cara dalam menyampaikan materi yang disebut dengan metode pembelajaran.
Metode yang digunakan pendidik dalam menyampaikan materi harus melihat obyek didik terlebih dahulu. Dimulai dari tingkatan terendah yaitu sekolah dasar sampai perguruan tinggi memiliki cara pengajaran yang berbeda-beda. Metode pembelajaran PAI harus melihat dari karakteristik peserta didik yang belajar, tingkat sosial ekonomi, kelas sosial dalam struktur masyarakat, jenjang pendidikan, cara belajar, gaya belajarnya, dan sebagainya.
Mengingat dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat dan berpengaruh terhadap ilmu pengetahuan yang lainnya, maka sudah sepantasnyalah jika ahli-ahli didik Islam membuka mata terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut dan selanjutnya berhati terbuka maksudnya bilamana kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi itu dapat dimanfaatkan untuk perbaikan metode pendidikan Islam, maka sebaiknya para pendidik Islam mau menerimanya, khususnya untuk perbaikan / penyempurnaan metode pada pembelajaran agama Islam.
BAB III
PENUTUP

1.    Kesimpulan
Desain pengembangan metode pembelajaran PAI adalah perencanaan sebelum melakukan proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan cara-cara pengajaran atau proses penyampaian materi, khususnya materi Pendidikan Agama Islam untuk dapat memberikan pemahaman kepada siswa tentang apa yang diajarkannya.
Pembelajaran pendidikan agama islam, sebagai salah satu mata pelajaran yang mengandung muatan ajaran-ajaran Islam dan tatanan nilai hidup dan kehidupan islami, perlu diupayakan melalui perencanaan pembelajaran  pendidikan agama yang baik agar dapat  mempengaruhi pengembangan kehidupan peserta didik. Dalam mengembangkan metode pembelajaran harus berpijak pada 4 hal pokok, yaitu : Tujuan pembelajaran, isi pembelajaran, sumber belajar Karakteristik peserta didik yang belajar.
Jenis-Jenis Metode Pendidikan Agama Islam diantaranya : Metode pendidikan yang demokratis yang luwes, Metode pendekatan yang mencakup akal dan perasaan sekaligus.
Metode Pembelajaran Dalam Pendidikan Agama Islam diantaranya : Metode Pembelajaran di Kalangan Anak-Anak meliputi Metode pembelajaran Al-Qur’an, Syair dan Sajak, Metode pembelajaran akhlaq. Dan Metode pembelajaran di tingkat tinggi meliputi System muhadharah atau kuliah, Sistem diskusi dan berdebat.







DAFTAR PUSTAKA

Zakiah Daradjat, dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta : Bumi Aksara. 2001.
Jamaludin, dkk. Pembelajaran Perspektif Islam. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2005.
Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalbub. Panduan Praktis Bagi Para Pendidik Quantum Teaching 38 Langkah Belajar Mengajar EQ Cara Nabi SAW. Jakarta : Zikrul Hakim. 2005.
Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam : Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam Di Sekolah. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2008.
Nur Uhbiyati. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam. Semarang : PT Pustaka Riski Putra. 2002.



[1] Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Press, Jakarta, 2002, hlm. 40.
[2] Bisri Mustofa, Metode Dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, Malang :UIN Malang Press, 2012, hlm. 67.
[3] Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung : Rosdakarya, 2008, hlm 185-186.
[4] Nur Uhbiyati. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam. Semarang : PT Pustaka Riski Putra. 2002. Hlm. 169-170.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar