MAKALAH
ILMU
TAUHID,
SEJARAH
DAN PERKEMBANGANNYA
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ilmu Tauhid
Dosen
Pengampu Drs. H. Muhammad Afif, M.Pd.I

Kelompok 1 :
1.
Azizatul Muna (1410110061)
2.
Ristiana Nisa’ (1410110074)
3.
Sya’idatur
Rohmah (1410110076)

SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN
TARBIYAH
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2015
“ILMU TAUHID,
SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA”
A.
PENDAHULUAN
Inti dari ajaran agama islam adalah dalam kajian ketauhidan. Karena
itu dalam berbagai kitab maupun buku ditegaskan bahwa kewajiban pertama seorang
muslim adalah mempelajari tauhid. Dari kajian tauhid yang secara mendalam dan
dibarengi dengan dalil naqli serta dalil aqli, maka umat islam diharapkan
menjadi semakin kuat akidahnya.
Agama islam memerlukan tauhid sebagai dasar keyakinan. Tujuan
dibentuknya ilmu tauhid/kalam adalah usaha pemahaman yang dilakukan para ulama
(teolog muslim) tentang akidah islam yang terkandung dalam dalil naqli
(Al-Qur’an dan Hadits). Dan usaha pemahaman itu adalah menetapkan, menjelaskan
atau membela akidah islam, serta menolak akidah yang salah dan yang
bertentangan dengan akidah islam.
Tauhid, sebagaimana diketahui, membahas ajaran-ajaran dasar dari
agama islam. Setiap orang yang ingin menyelami seluk beluk agama islam secara
mendalam, perlu mempelajari tauhid. Mempelajari tauhid akan memberi
seseorang keyakinan – keyakinan yang berdasarkan pada landasan kuat, yang tidak
mudah di ombang – ambing oleh peredaran zaman.
Tujuan lain dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberi
pandangan lebih dalam terhadap islam bagi pembaca – pembaca yang biasanya mengetahui dan
mengenal islam hanya dari sudut pandang hukum atau fikih. Oleh karena itu
dirasa perlu memperkenalkan islam secara medalam dari aspek – aspek lain dan
karangan ini berusaha memperkenalkan islam dari tinjauan teologi.
Makalah ini mengandung uraian tentang pengertian, nama lain dari tauhid,
macam-macam ilmu tauhid, dan aliran – aliran teologi, bukan yang hanya masih ada tetapi juga yang pernah
terdapat dalam islam. Uraian diberikan sedemikian rupa sehingga dalamnya
tercakup sejarah perkembangan dan ajaran – ajaran terpenting dari masing –
masing aliran atau golongan.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa definisi ilmu tauhid ?
2.
Apa saja sebutan lain dari ilmu tauhid beserta macam – macam ilmu
tauhid ?
3.
Bagaimana sejarah lahirnya ilmu tauhid ?
4.
Bagaimana sejarah perkembangan ilmu tauhid dari masa
ke masa ?
5.
Bagaimana sejarah pertumbuhan aliran – aliran ilmu tauhid ?
C.
PEMBAHASAN
1.
Definisi Ilmu Tauhid
Arti dari ilmu tauhid ialah ilmu yang membicarakan
tentang sifat – sifat Allah SWT dan sifat – sifat para utusanNya yang terdiri
dari sifat yang wajib (yang pasti ada), sifat jaiz (yang mungkin ada) dan sifat
yang mustahil (yang tidak ada). Selain itu, juga membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan – kepercayaan agama Islam
dengan dalil – dalil Naqli. Serta menolak akidah
yang salah dan yang bertentangan dengan akidah islam. Dan meyakini Allah-lah Sang pemberi
kehidupan di alam ini. [1]
2.
Sebutan Lain dari Ilmu Tauhid dan Macam – Macamnya
Akidah islamiyah bagi umat islam, menurut laporan sejarah merupakan
masalah keagamaan yang pertama – tama diperdebatkan, sehingga mendorong
lahirnya berbagai firqah (sekte) dalam islam yang di latar belakangi faktor
politik pada awal pertumbuhannya sepeninggal Rasulullah SAW. Permasalahan
aqidah inilah yang menjadi faktor utama munculnya disiplin ilmu keislaman yang
dikenal dengan nama Ilmu Tauhid atau juga disebut Ilmu Kalam, Ilmu
Ushuluddin, Ilmu Aqa’id, dan juga disebut Teologi Islam. [2]
Macam – Macam Ilmu Tauhid diantaranya :
a. Tauhid Rububiyah
Tauhid Rububiyah yaitu
mengesakan Allah dalam segala perbuatanNya, dengan meyakini bahwa Dia sendiri yang
menciptakan segenap makhluk. Allah berfirman dalam QS. Az-Zukhruf ayat 87 :
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُوْ لُنَّ اللهُ فَأَنّٰى يُؤْفَكُوْنَ
Artinya : “Dan sungguh jika kamu bertanya kepada
mereka : “Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab : “Allah”,
maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)”
b. Tauhid Uluhiyah
Tauhid uluhiyah adalah
mengesakan Allah SWT dengan perbuatan para
hamba berdasarkan niat taqarrub yang disyariatkan seperti doa, nadzar, kurban, takut, tawakkal, dsb. Dan jenis tauhid ini
adalah inti dakwah para rasul, karena tauhid ini adalah asas dan pondasi tempat
dibangunnya seluruh amal. Tanpa merealisasikannya, semua amal ibadah tidak
akan diterima. Allah berfirman dalam QS An-Nisa’ : 36
وَاعْبُدُوااللهَ وَلاَتُشْرِكُوْابِهٖ شَيْئاً وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَاناً
وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالجَارِذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ
الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيْلِ وَمَامَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ
اِنَّ اللهَ لاَيُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالاًفَخُوْرَا
Artinya : “ Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan
sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan yang jauh, dan
teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang – orang yang sombong dan membanggakan diri.”
c. Tauhid Asma’ Wa Sifat
Tauhid asma’ wa sifat
adalah beriman kepada nama-nama Allah dan sifat – sifatNya. Allah berfirman dalam QS Al-Kahfi ayat 15 :
هٰؤُلاَءِ قَوْمُنَا اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖ اٰلِهَةً لَوْلاَ يَأْتُوْنَ عَلَيْهِمْ
بِسُلْطَانٍ بَيِّنٍ فَمَنْ اِظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللهِ كَذِبًا
Artinya : “kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan – tuhan
(untuk disembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang
kepercayaan mereka)? Siapakah yang lebih zalim dari pada orang – orang yang
mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?.”
3.
Sejarah Lahirnya Ilmu Tauhid
Ada beberapa faktor yang telah melatar belakangi lahirnya ilmu Tauhid, diantaranya :
a.
Faktor Internal
1)
Al-Qur’an
Al-Qur’an
selain membawa ajaran untuk meng-Esakan Tuhan dan membenarkan keutusan Nabi
Muhammad SAW, di bagian – bagian lain yang berhubungan dengan bidang akidah.
Banyak ayat Al-Qur’an yang mendorong umat manusia agar dengan akal pikirannya
mau memikirkan nikmat, hikmat dan kesempurnaan segala ciptaan-Nya.
2)
Kaum Muslimin
Pada
awalnya, pemeluk agama islam menerima secara utuh apa yang diajarkan agama
tanpa harus mengadakan penyelidikan. Sesudah itu datanglah persoalan agama yang
dipicu karena semakin banyaknya orang – orang non muslim yang masuk islam. Disinilah
kaum muslimin mulai memakai filsafat untuk memperkuat argumen – argumennya.
Kemudian datang pula orang – orang yang mengumpulkan ayat – ayat Al-Qur’an. Oleh
karena itu, timbullah perbedaan dan perselisihan paham diantara mereka dan dari
yang demikian inilah yang merupakan faktor bagi timbulnya Ilmu Tauhid.
3)
Politik
Sejarah
telah mencatat bahwa, ketika Nabi Muhammad SAW wafat tidak ada ketentuan khusus
untuk menetapkan siapa yang akan menggantikannya sebagai “kepala negara”.
Persoalan ini mengakibatkan perdebatan yang sangat tajam, perpecahan serta
peperangan politik yang tercatat dalam sejarah islam.
Terbunuhnya
Utsman bin Affan telah menjadi malapetaka besar atas umat islam, sebab sejak
saat itu umat islam mulai terpecah secara politis menjadi beberapa sekte. Perselisihan
dan perpecahan yang bermula pada masalah politik segera merambat ke bidang
akidah.
b.
Faktor Eksternal
1)
Kepercayaan non Muslim
Problema
akidah merupakan konsekuensi logis dari meluasnya daerah dan kekuasaan islam. Meluasnya
daerah kekuasaan islam ini diikuti pula oleh banyaknya orang – orang non muslim
yang masuk
islam. Tidak semua orang yang masuk islam itu dengan keikhlasan hati, tetapi
diantaranya mungkin ada yang karena terpaksa ataupun karena motif – motif lain.
Hal ini terbukti misalnya, setelah Rosulullah SAW wafat dan Abu Bakar baru saja
di bai’at muncullah orang – orang yang murtad dari islam, ada yang mengaku
sebagai nabi.
2)
Filsafat
Perkembangan
ilmu pengetahuan yang semakin maju mendorong dalam usaha penterjemahan buku –
buku filsafat ke dalam bahasa arab. Dalam usaha penterjemahan itulah
diantaranya ada yang memasukkan dan menyebarkan faham – faham filsafat mereka
ke dalam agama islam dengan corak islami. Orang – orang yahudi dan kristen
berusaha menyerang islam dengan senjata filsafat, bersamaan dengan itu kaum
muslimin terdorong untuk mempelajari dan mempergunakan filsafat di dalam usaha
mempertahankan islam, khususnya bidang akidah.
Filsafat
sebagai salah satu faktor yang turut melahirkan ilmu kalam, sekaligus juga
turut membentuk, memberi corak dan mewarnainya. Sebab di dalam ilmu kalam itu,
Islam adalah sendinya, dengan AlQur’an sebagai dalil Naqli yang pokok dari pada
dalil aqli (filsafat). [3]
4. Sejarah
Perkembangan Ilmu Tauhid dari Masa ke Masa
a. Perkembangan Ilmu Tauhid di Masa Nabi
Muhammad SAW
Masa Rasulullah SAW
merupakan periode pembinaan aqidah dan peraturan – peraturan dengan prinsip kesatuan umat dan kedaulatan Islam.
Segala masalah yang kabur dikembalikan langsung kepada Rasulullah SAW, sehingga beliau
berhasil menghilangkan perpecahan antara umatnya. Masing – masing pihak tentu
mempertahankan kebenaran pendapatnya dengan dalil – dalil, sebagaimana
telah terjadi dalam agama – agama sebelum Islam. Rasulullah mengajak kaum muslimin untuk
mentaati Allah SWT dan Rasul-Nya serta menghindari dari perpecahan yang
menyebabkan timbulnya kelemahan dalam segala bidang sehingga menimbulkan
kekacauan. Allah SWT berfirman dalam QS al-Anfal ayat 46,
واطيعوا
الله ورسوله ولا تنازعوا فتفشلوا وتذهب ريحكم واصبروا ان الله مع الصابرين
Artinya: “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu
berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu
dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.
Dengan demikian Tauhid
di zaman Rasulullah SAW tidak sampai kepada perdebatan dan polemik yang
berkepanjangan, karena Rasul sendiri menjadi penengahnya
b. Perkembangan Ilmu Tauhid di Masa Khulafaur
Rasyidin
Setelah Rasulullah SAW
wafat, dalam masa khalifah pertama dan kedua, umat islam tidak sempat membahas
dasar – dasar akidah karena mereka sibuk menghadapi musuh dan berusaha mempertahankan kesatuan dan
kesatuan umat. Tidak pernah terjadi perbedaan dalam bidang akidah. Mereka
membaca dan memahamkan al Qur’an tanpa mencari ta’wil dari ayat yang mereka
baca. Mereka mengikuti perintah alqur’an dan mereka menjauhi larangannya.
Mereka mensifatkan Allah SWT
dengan apa yang Allah SWT
sifatkan sendiri. Dan mereka mensucikan Allah SWT dari sifat-sifat yang tidak layak bagi keagungan Allah SWT. Apabila mereka menghadapi ayat – ayat yang mutasyabihah
mereka yang mengimaninya dengan menyerahkan penta’wilannya kepada allah SWT
sendiri.
Di masa khalifah ketiga akibat terjadi kekacauan politik yang diakhiri
dengan terbunuhnya khalifah Utsman. Umat Islam menjadi terpecah menjadi
beberapa golongan dan partai, barulah masing-masing partai dan
golongan-golongan itu dengan perkataan dan usaha dan terbukalah pintu ta’wil
bagi nas al Qur’an dan Hadits. Karena itu, pembahasan mengenai akidah mulai
subur dan berkembang, selangkah demi selangkah dan kian hari kian membesar dan
meluas.
5.
Sejarah Pertumbuhan Aliran – Aliran Ilmu Tauhid
Umar bin Khattab adalah sahabat Nabi yang bergairah kepada Alqur’an
dan lebih berpegang teguh kepadanya, yang oleh Nabi semasa hidupnya pernah
disebut sebagai orang yang paling mungkin menjadi utusan Tuhan, seandainya Nabi
sendiri bukan Rasul yang terakhir. Khalifah kedua ini oleh mayoritas umat islam
disepakati sebagai orang beriman yang paling berhasil. Namun keadaan gemilang
masa Umar itu tak berlangsung lama.
Utsman bin Affan, penggantinya selaku khalifah ketiga, sekalipun
banyak mempunyai kelebihan dan jasa di bidang lain, namun dalam kepemimpinannya
dicatat sebagai orang yang lemah. Mulailah bermunculan berbagai tuduhan yang
dialamatkan kepada Utsman sebagai bertindak kurang adil dan menderita
nepotisme. Utsman dihadapkan kepada berbagai gerakan protes masyarakat, yang
umumnya menghendaki turunnya Utsman dari kekhalifahan. Sekelompok orang – orang
dari Mesir datang ke Madinah, dan setelah tidak berhasil memaksa Utsman turun
dari jabatannya, mereka membunuh Khalifah ketiga itu.
Ali bin Abi Thalib terpilih sebagai pengganti Utsman, tetapi
pilihannya tidak mendapat suara bulat, ada kelompok tertentu yang tidak setuju
atas pengangkatan Ali. Kelompok pendukung Ali dikenal dengan golongan Syi’ah.
[4]
Sedangkan golongan yang terang – terangan menentang Ali adalah
kelompok Muawiyah. Sehingga perang pun tak terhindarkan lagi yang
dikenal dengan perang Shiffin, yang berakhir dengan jalan kompromi. Peristiwa
itu menyebabkan sebagian pendukung Ali keluar dari kelompok Ali.
Kemudian mereka bertindak sendiri dengan membentuk golongan Khawarij.
Prinsip utama kaum Khawarij bahwa, orang yang berdosa besar adalah
kafir, dalam arti keluar dari islam atau tegasnya murtad dan oleh karena itu
wajib dibunuh.
Pernyataan itu ditentang oleh suatu golongan yang dikenal dengan
sebutan Murjiah. Golongan murjiah yang prinsipnya “masih memberi
harapan” memang telah ada sebelum lahirnya Khawarij, tetapi dapat dikenal setelah Khawarij melontarkan masalah
status orang yang berdosa besar. Aliran murjiah menegaskan bahwa orang yang
berbuat besar tetap masih mukmin dan bukan kafir. Adapun soal dosa yang
dilakukannya, terserah kepada Allah SWT untuk mengampuni atau tidak.
Oleh karena itu muncul
berbagai aliran lagi yang menambah deretan sekte dalam islam yaitu Qadariyah
dan Jabariyah. Menurut Qadariyah manusia mempunyai kemerdekaan dalam
kehendak dan perbuatannya. Sedangkan jabariyah berpendapat bahwa manusia tidak
mempunyai kehendak dalam perbuatannya. Manusia dalam segala tingkah lakunya
bertindak dengan paksaan dari Tuhan.
Aliran itulah yang menjadi terbentuknya aliran Mu’tazilah. Aliran
ini tidak sependapat dengan prinsip khawarij dan murjiah. Menurut aliran
mu’tazilah ini orang yang berdosa besar bukan kafir tetapi bukan pula mikmin. Orang
yang serupa dengan ini kata mereka mengambil posisi diantara kedua posisi
mukmin dan kafir yang dalam bahasa arabnya terkenal dengan istilah al-manzilah
bainal manzilataini (posisi diantara dua posisi). [5]
Aliran mu’tazilah pada masa ketika al-Makmun, al-watsiq, dan
al-Mu’tashim menjadi khalifah, umat islam yang tidak sepaham dengan mu’tazilah
mendapatkan perlakuan yang menyakitkan, yang dikenal dengan mihnah. Keresahan
dan ketakutan masyarakat akibat mihnah tadi mendorong al-Asy’ari untuk segera
bertindak, mengatasi dan mengakhirinya.
Al-Asy’ari menempuh sistem jalan tengah antara akal dan wahyu. Sikap
inilah yang kemudian memberi ciri khusus mazhab Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Pikiran
– pikirannya yang timbul denga jalan tengah dan moderat, maka aliran ini tumbuh
menjadi kekuatan yang paling berpengaruh bagi umat islam diseluruh dunia hingga
saat ini.
Kemudian hampir bersamaan waktunya dengan Asy’ariyah muncul aliran Maturidiyah,
yang dibangun oleh Abu Mansur Al-Maturidi. Menurutnya semua perbuatan
manusia adalah dikehendaki oleh Tuhan. Dan perbuatan – perbuatan yang jahat
tidaklah diiringi oleh ridha tuhan. Sekalipun aliran Maturidiyah dan aliran
Ahlus Sunnah Wal Jamaah nampak ada perbedaan pandangan, namun keduanya memiliki
kesamaan dalam hal membangun teologi yang benar menurut Al-Qur’an dan Hadits.[6]
D.
ANALISA
Dengan mengetahui dan memahami definisi
ilmu Tauhid, nama lain dari ilmu Tauhid, macam-macam ilmu Tauhid, sejarah
lahirnya ilmu Tauhid, sejarah perkrmbangan ilmu Tauhid dari masa ke masa, serta
sejarah perkembangan aliran-aliran dalam ilmu Tauhid, kita akan selalu menjadi
mukmin yang senantiasa mengesakan-Nya. Tiada sekutu bagi-Nya, dan
dialah satu-satunya Tuhan pencipta alam ini yang berhak untuk disembah oleh
semua makhluk ciptaan-Nya.
Perkrmbangan ilmu
Tauhid muncul setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Pada saat kepemimpinan
beliau, ilmu Tauhid belum ada atau belum dibutuhkan, karena setiap ada masalah
atau perdebatan Rasul sendiri yang menjadi penengahnya. Ilmu Tauhid muncul
karena memiliki beberapa factor diantaranya: Banyak problem yaitu banyak
orang-orang yang masuk Islam, untuk membentengi akidah-akidah Islam dari
akidah-akidah di luar Islam, dan untuk memperkuat akidah-akidah orang Islam.
E.
KESIMPULAN
Arti dari Ilmu Tauhid yaitu ilmu yang membahas tentang Meng-Esakan
Tuhan. Tidak ada sekutu bagiNya. Percaya bahwa Allah-lah Sang pemilik kehidupan
di alam ini. Mempelajari Tauhid hukumnya wajib bagi seorang Muslim karena Aqidah merupakan dasar
pertama dan utama dalam islam. Nama lain dati Ilmu tauhid yaitu ilmu
Kalam, Ilmu Aqidah, Ilmu Ushuluddin, dan Teology Islam. Macam – macam dari ilmu
tauhid diantaranya :
1. Tauhid Rububiyah
2. Tauhid Uluhiyah
3. Tauhid Asma’ Wa Sifat
Ilmu
tauhid mengalami perubahan dari masa ke masa yaitu, pada masa Nabi Muhammad SAW
belum terjadi konflik karena setiap ada masalah selalu langsung disandarkan
kepada beliau. Pada masa khulafaurrasyidin, awal terjadinya kekacauan pada masa
khalifah ke-3, yaitu pada masa pemerintahan Usman bin Affan.
Dalam perjalanan
sejarah islam terdapat firqoh – firqoh yang mempunyai paham yang berbeda – beda atau bertentangan
secara tajam terhadap satu dengan yang lainnya. Munculnya ilmu tauhid dikarenakan adanya permasalahan politik di masa
Utsman bin Affan yang segera merambat ke bidang akidah. Aliran aliran yang
muncul diantaranya : Syiah, muawiyah, khawarij, murjiah, qodariyah, jabariyah,
mu’tazilah, ahlus sunnah wal jamaah, dan maturidiyah.
F.
PENUTUP
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyususnan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini
kurang sempurna, maka dari itu kritik dan sarang bagi pembaca sangat
dibutuhkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.
DAFTAR PUSTAKA
Mufid, Fathul, Ilmu Tauhid / Kalam, (Kudus : Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri, 2009).
Hanafi, Ahmad, Pengantar Theology Islam, (Jakarta : PT. Al
Husna Zikra, 1995).
Nasution, Harun, Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu’tazilah,
(Jakarta : Universitas Indonesia UI-Press, 1987).
Hanafi, Ahmad, Theology Islam (Ilmu kalam), (Jakarta : Bulan
Bintang, 1974).
Nasution, Harun, Teologi Islam Aliran – Aliran Sejarah Analisa
Perbandingan, (Jakarta : Universitas Indonesia UI-Press, 1986).
Rais, Amien, Tauhid Sosial, (Bandung : Mizan, 1998).
Abduh, Syekh Muhammad, Risalah Tauhid, (Jakarta
: Bulan Bintang, 1974).
COCOK BANGET NGGEE...
BalasHapus