KARYA TULIS ILMIAH
BUDAYA JAWA DI PEDESAAN
DALAM KACAMATA ISLAM

Disusun Oleh :
Nama :
SYA’IDATUR ROHMAH
NIM :
1410110076
Kelas/Smt :
B-PAI / 2
Jurusan/Prodi : Tarbiyah / PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
TAHUN 2015
Jalan Conge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Tlp. (0291) 432677, 438818
Faksimile. 441613 Kode POS 59322 Kudus
Website : www.stainkudus.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama :
SYA’IDATUR ROHMAH
NIM :
1410110076
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah
dengan judul : “BUDAYA JAWA DI PEDESAAN DALAM KACAMATA ISLAM” adalah
benar-benar karya asli dan tidak ada unsur plagiasi.
Demikianlah surat pernyataan ini
disampaikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kudus,
22 Maret 2015
Hormat
saya,
SYA’IDATUR
ROHMAH
1410110076
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah
atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis, sehingga penulis Karya Tulis Ilmiah dengan judul BUDAYA JAWA DI
PEDESAAN DALAM KACAMATA ISLAM ini dapat terselesaikan dengan baik.
Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan
atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian Karya
Tulis Ilmiah ini, terutama kepada:
1. Kedua orang tua atas doanya
2. Teman-temanku penyemangatku
3. Beberapa panduan dari buku
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah
ini masih kurang sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini sangat penulis harapkan. Mudah –
mudahan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para
pembaca pada umumnya.
Kudus,
22 Maret 2015
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................ iii
Daftar Isi ......................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kehidupan Orang Pedesaan .............................................................. 3
B. Mengenal Budaya Jawa .................................................................... 4
C. Hubungan Budaya dengan Islam ...................................................... 5
D. Budaya dalam Pandangan Islam ....................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 8
B. Saran .................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Islam merupakan salah satu agama yang hadir di dunia melalui perjalanan
wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Islam hadir saat manusia telah
memiliki kebudayaan. Di masa penyebaran islam, seluruh umat
manusia sudah mampu menciptakan sendiri kebudayaannya. Islam hadir sebagai
respon terhadap kondisi manusia, mereka menawarkan hubungan yang senantiasa
baru di dalam kehidupan.
Di kalangan orang Jawa lebih suka mempertahankan kepentingan mitos yang
tidak jelas juntrungannya, yang menurut mereka kekuatan batin. Kalangan
kebatinan Jawa pada khususnya, terus-menerus menekankan keseimbangan antara
dimensi spiritual dan material, lahir dan batin. Tradisi mistisme dikenal
dengan menekankan aktivitas batin dan tidak menolak diri dari rutunitas
kehidupan sehari-hari. Akhirnya, batas yang membedakan antara jagat material
dan spiritual runtuh, sehingga keduanya tidak tampak sebagai sesuatu yang
saling berlawanan.
Kebudayaan sebagai penciptaan dan perkembangan nilai meliputi segala apa
yang ada dalam alam fisik, personal, dan sosial, yang disempur-nakan untuk
realisasi tenaga manusia dan masyarakat.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana kehidupan manusia di pedesaan ?
2. Apa saja budaya jawa yang ada di pedesaan ?
3. Bagaimana hubungan antara agama dan budaya
?
4. Bagaimanakah islam memandang budaya ?
C.
Tujuan dan Manfaat
1. Untuk mengetahui bagaimana kehidupan orang
desa
2. Untuk mengetahui tentang budaya apa saja
yang pada umumnya berada di pedesaan jawa
3. Untuk mengetahui hubungan antara agama dan
budaya
4. Untuk mengetahui bagaimana hukum budaya
menut kacamata islam
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.
Kehidupan Orang Pedesaan
Di Indonesia sendiri, kebanyakan kehidupan
orang pedesaan bermata pencaharian sebagai seorang petani. Mereka hanya
menggantung nasib pada hasil alam. Tanah merupakan sumber produksi bagi usaha
seorang petani. Masyarakat desa pada umumnya belum berkembang atau belum maju.
Hal ini dapat terjadi karena dipengaruhi oleh sumber daya alam yang tersedia
dan mampu menghidupi mereka.
Masyarakat desa masih memiliki wawasasan
pikiran yang rendah untuk menanggapi atau merencanakan masa depan mereka. Sikap
seperti ini tercermin dari adanya pandangan seseorang bahwa keberhasilan yang
idgapai bukanlah dari kerja keras dalam diri setiap orang, akan tetapi justru
berada di luar dirinya (kekuatan supranatural).
Dalam masyarakat desa, sering kita jumpai
rendahnya aspirasi orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya untuk mencapai
pendidikan yang lebih tinggi, terutama bagi anak-anak wanita. Walaupun ada,
paling itu hanya sedikit peminatnya yang sekolah tinggi. Bagi anak laki-laki
juga kebanyakan setelah lulus dari SD, tidak melanjutkan sekolah, tetapi mereka
lebih memilih untuk bekerja. Ini adalah sebagai bukti bahwa orang desa itu
malas untuk belajar juga berfikir.
Dengan pengetahuan yang terbatas,
masyarakat desa cenderung bersikap pasrah (terserah pada Yang Maha Kuasa). Atau
juga ada sebagian masyarakat yang percaya akan adanya kekuatan rohani dari
tempat-tempat yang dianggap keramat. Seperti misalnya makam, pohon yang besar,
manusia yang ahli dalam bidang supranatural atau lebih dikenal dengan dukun. Mereka
yang tidak mengerti akan kekuatan islam, akan percaya dengan hal-hal yang
berbau mistis seperti itu.
Berbagai kekuatan gaib yang dipercaya oleh
kebanyakan masyarakat. Kekuatan gaib ini disebut dengan objek-objek keramat
yang tiap tempat mempunyai cirri khas masing-masing. Kepercayaan kepada
berbagai kekuatan gaib tersebut meliputi kepercayaan kepada tuhan-tuhan,
dewa-dewa, peri, dan makhluk halus lainnya. Kekuatan-kekuatan gaib tersebut
dipercayai dapat memberikan pertolongan pada manusia, dalam keadaan kritis, dan
biasanya berada di luar batas wilayah kemampuan manusia.
B.
Mengenal Budaya Jawa
Islam terkadang digunakan sebagai alat
perlindungan bagi mereka yang mempunyai hubungan khusus dengan roh gaib. Budaya
jawa lebih cenderung sering melakukan kegiatan-kegiatan seperti masa terdahulu
sebelum islam datang. Kebanyakan orang jawa saat menerima islam tetap sambil
mempertahankan kelangsungan ajaran lamanya.
Bagi orang Jawa, hakikat Kejawen adalah Kebatinan,
yang artinya ‘ilmu tentang sesuatu yang berada di batin’. Di dalam kejawen,
apa yang menjadi titik pokok adalah beberapa ketegangan antara gaya klasik
dunia kebatinan dan beberapa jenis kebatinan modern. Bila yang pertama selalu
dikaitkan dengan alam roh serta pencarian kuasa, maka yang kedua lebih terarah
pada kesadaran manunggal semata.
Kendati sudah jarang ditemui, praktik yang
berhubungan dengan kekuatan ghaib memang masih umum, terutama di daerah
perdesaan. Bahkan, sejumlah tempat keramat, termasuk makam, sumber air, gunung,
gua, dan candi, tetap dikunjungi pada saat – saat tertentu demi tercapainya
maksud ghaib tertentu. Seperti pencarian jodoh, kesuksesan, dalam pekerjaan
maupun ujian, suksesnya suatu kegiatan, dan kekayaan.
Orang jawa juga memang telah menggunakan
pengetahuan tentang karma untuk melukiskan atau menghadapi jalan rohani.
Di samping itu, Islam pun sudah meninggalkan jejak di jagat kebatinan, yaitu
pada ranah wacana dan gaya kejiwaannya yang diambil dari gaya tasawuf, pada
prinsipnya dengan penekanan pada Ketuhanan.
Dalam tradisi mistik, seperti di Jawa,
teknik spiritualnya memang beraneka ragam : sebagian mempercayai suatu makam
yang dianggap keramat, mempercayai adanya hari yang baik dan hari yang kurang
baik, jika akan ada pernikahan mereka mempercayai kecocokan menurut weton.
Upacara siklus kehidupan di bidang
pertanian, merupakan salah satu contoh kebudayaan di pedesaan. Misalnya upacara
“anak masih dalam kandungan (mitoni) untuk masyarakat Jawa, maupun sampai pada
upacara perkawinan, dsb.”
Upacara yang dilakukan ini, pada dasarnya mempunyai
fungsi untuk menetralisir rasa khawatir mereka terhadap sesuatu peristiwa yang
bakal terjadi, yang belum mereka ketahui. Dengan adanya berbagai
upacara-upacara demikian ini, kita bisa melihat bahwa di masyarakat desa kita
jumpai agama bukan lagi dalam sifatnya yang murni, akan tetapi sudah berbaur
dengan unsur-unsur lain seperti tradisi ataupun adat tadi.
C.
Hubungan Budaya dengan Islam
Agama islam adalah sebagai ‘keyakinan
hidup’ rohani bagi pemeluknya, baik perseorangan maupun sebagai jamaah, adalah
jawaban manusia kepada panggilan Ilahi di dalam alam dan rahmat. Keyakinan itu
memuat iman, sikap sembah, rasa hormat, rasa tobat, dan syukur yang dianugerahkan
Tuhan kepada manusia.
Islam adalah nilai-nilai yang berasal dari
Tuhan. Jadi nilai-nilai agama tidak dapat disetarakan dengan karya-karya
kebudayaan.
Jika kita pandang tradisi dalam pengertian
yang sederhana adalah adat. Dan adat ini adalah aturan sikap dan tingkah laku
dalam hidup berkelompok. Yaitu aturan yang berasal dari masa lampau. Oleh
karena itu dalam pengertian tradisi, selalu terkandung pengertian “ajeg” dari
waktu ke waktu. Dengan demikian masyarakat tradisional adalah masyarakat yang
“ajeg” yang relatif hampir tidak menunjukkan perubahan sama sekali.
Memang jika kita melihat masyarakat desa
yang masih sederhana, dan tradisi masih bisa bertahan dengan kuat. Manusia
adalah pelaku kebuda-yaan. Ia menjalankan kegiatannya untuk mencapai suatu yang
berharga baginya.
Kebudayaan harus dibedakan dengan agama. Sebenarnya
agama melingkupi usaha manusia untuk beribadah sebagai sarana untuk mencari
ampunan dari Sang Pencipta. Dan kebudayaan adalah sesuatu yang spesifik insane,
realisasi dari bawah, bukan rahmat dari atas.
Dari kebudayaan diharapkan manusia dapat
membuang khayalan palsu. Aspek formal dari kebudayaan terletak dalam karya budi
yang mentransformasikan data, fakta, situasi dan kejadian alam yang dihadapinya
itu menjadi nilai bagi manusia. Martabat kebudayaan ditentukan oleh
nilai-nilainya, karena tanpa nilai terdapat kemungkinan yang menyeleweng. Kebudayaan
adalah khayalan kosong bila tidak berdasarkan kebenaran, keutamaan, dan
keadilan.
D.
Budaya dalam Pandangan Islam
Islam datang tidak sekadar mengatur satu
sisi kehidupan manusia, tetapi seluruh aspek kehidupan yang tidak luput dari
aturan syariatnya. Suatu perkara (jalan) yang bertujuan pada hal kebaikan, maka
jalan yang ditempuh itu merupakan kebaikan. Dan jika jalan yang ditempuh
memiliki tujuan untuk menuju keburukan maka hal itu jelas buruk pula hukumnya. Seperti
itulah islam memandang kebudayaan.
Secara spesifik, islam memandang budaya
pada umumnya dibagi menjadi 2, diantaranya :
1. Menerima dan mengembangkan budaya yang
sesuai dengan prinsip-prinsip islam dan berguna bagi pemuliaan kehidupan umat
manusia. Misalnya, tradisi belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Seperti
para Khalifah Muslimin yang mendorong Ilmuwan untuk menggalakkan penelitian dan
penemuan baru.
2. Menolak tradisi dan unsur-unsur budaya yang
bertentangan dengan prinsip-prinsip islam. Seperti kebiasaan minum khamr dan
beristri lebih dari empat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kebudayaan singkatnya, adalah penciptaan,
penerbitan dan pengolahan nilai-nilai insani. Terlingkup didalamnya usaha
memanusiakan bahan alam mentah serta hasilnya. Dalam bahan alam, alam diri dan
alam lingkungannya baik fisik maupun sosial, nilai-nilai diidentifikasikan dan
diperkembangkan sehingga sempurna. Membudayakan alam, memanusia-kan hidup,
menyempurnakan hubungan kemanusiaan merupakan kesatuan yang tak terpisahkan. Dalam
agama, manusia menerima rahmat yang mengatasinya dan menyempurnakannya dalam
hubungan dengan Ilahi.
B.
Saran
Demikianlah
yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam Karya Tulis Ilmiah
ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan
saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Stange, Paul, Kejawen Modern (Hakikat dalam Penghayatan Sumarah), (Yogyakarta
: LKiS, 2009), cet. 1.
Leibo, Jefta, Sosiologi Pedesaan, (Yogyakarta : Andi Offset,
1995), cet.1.
Bakker, Jan, Filsafat Kebudayaan, (Yogyakarta : Kanisius, 1984),
cet.12.
Kahmad, Dadang, Metodologi Penelitian Agama, (Bandung : CV
Pustaka Setia, 2000), cet. 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar