Selasa, 24 Maret 2015

KARYA TULIS ILMIAH BUDAYA JAWA DI PEDESAAN DALAM KACAMATA ISLAM



KARYA TULIS ILMIAH
BUDAYA JAWA DI PEDESAAN
DALAM KACAMATA ISLAM

logo_STAIN_bening.jpg


Disusun Oleh :
Nama                 : SYA’IDATUR ROHMAH
NIM                   : 1410110076
Kelas/Smt          : B-PAI / 2
Jurusan/Prodi   : Tarbiyah / PAI
 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
TAHUN 2015
Jalan Conge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Tlp. (0291) 432677, 438818
Faksimile. 441613 Kode POS 59322 Kudus
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama               : SYA’IDATUR ROHMAH
NIM                : 1410110076
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah dengan judul : “BUDAYA JAWA DI PEDESAAN DALAM KACAMATA ISLAM” adalah benar-benar karya asli dan tidak ada unsur plagiasi.

Demikianlah surat pernyataan ini disampaikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.


                                                                                    Kudus, 22 Maret 2015
                                                                                    Hormat saya,

                                                                                    SYA’IDATUR ROHMAH
                                                                                                1410110076



KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis Karya Tulis Ilmiah dengan judul BUDAYA JAWA DI PEDESAAN DALAM KACAMATA ISLAM ini dapat terselesaikan dengan baik.
Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, terutama kepada:
1.    Kedua orang tua atas doanya
2.    Teman-temanku penyemangatku
3.    Beberapa panduan dari buku

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih kurang sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini sangat penulis harapkan. Mudah – mudahan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

                                                                                    Kudus, 22 Maret 2015






DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................ iii
Daftar Isi ......................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B.  Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C.  Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A.  Kehidupan Orang Pedesaan .............................................................. 3
B.  Mengenal Budaya Jawa .................................................................... 4
C.  Hubungan Budaya dengan Islam ...................................................... 5
D.  Budaya dalam Pandangan Islam ....................................................... 6
BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan ........................................................................................ 8
B.  Saran .................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah
Islam merupakan salah satu agama yang hadir di dunia melalui perjalanan wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Islam hadir saat manusia telah memiliki kebudayaan. Di masa penyebaran islam, seluruh umat manusia sudah mampu menciptakan sendiri kebudayaannya. Islam hadir sebagai respon terhadap kondisi manusia, mereka menawarkan hubungan yang senantiasa baru di dalam kehidupan.
Di kalangan orang Jawa lebih suka mempertahankan kepentingan mitos yang tidak jelas juntrungannya, yang menurut mereka kekuatan batin. Kalangan kebatinan Jawa pada khususnya, terus-menerus menekankan keseimbangan antara dimensi spiritual dan material, lahir dan batin. Tradisi mistisme dikenal dengan menekankan aktivitas batin dan tidak menolak diri dari rutunitas kehidupan sehari-hari. Akhirnya, batas yang membedakan antara jagat material dan spiritual runtuh, sehingga keduanya tidak tampak sebagai sesuatu yang saling berlawanan.
Kebudayaan sebagai penciptaan dan perkembangan nilai meliputi segala apa yang ada dalam alam fisik, personal, dan sosial, yang disempur-nakan untuk realisasi tenaga manusia dan masyarakat.


B.            Rumusan Masalah
1.    Bagaimana kehidupan manusia di pedesaan ?
2.    Apa saja budaya jawa yang ada di pedesaan ?
3.    Bagaimana hubungan antara agama dan budaya ?
4.    Bagaimanakah islam memandang budaya ?


C.           Tujuan dan Manfaat
1.    Untuk mengetahui bagaimana kehidupan orang desa
2.    Untuk mengetahui tentang budaya apa saja yang pada umumnya berada di pedesaan jawa
3.    Untuk mengetahui hubungan antara agama dan budaya
4.    Untuk mengetahui bagaimana hukum budaya menut kacamata islam

















BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A.           Kehidupan Orang Pedesaan

Di Indonesia sendiri, kebanyakan kehidupan orang pedesaan bermata pencaharian sebagai seorang petani. Mereka hanya menggantung nasib pada hasil alam. Tanah merupakan sumber produksi bagi usaha seorang petani. Masyarakat desa pada umumnya belum berkembang atau belum maju. Hal ini dapat terjadi karena dipengaruhi oleh sumber daya alam yang tersedia dan mampu menghidupi mereka.
Masyarakat desa masih memiliki wawasasan pikiran yang rendah untuk menanggapi atau merencanakan masa depan mereka. Sikap seperti ini tercermin dari adanya pandangan seseorang bahwa keberhasilan yang idgapai bukanlah dari kerja keras dalam diri setiap orang, akan tetapi justru berada di luar dirinya (kekuatan supranatural).
Dalam masyarakat desa, sering kita jumpai rendahnya aspirasi orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya untuk mencapai pendidikan yang lebih tinggi, terutama bagi anak-anak wanita. Walaupun ada, paling itu hanya sedikit peminatnya yang sekolah tinggi. Bagi anak laki-laki juga kebanyakan setelah lulus dari SD, tidak melanjutkan sekolah, tetapi mereka lebih memilih untuk bekerja. Ini adalah sebagai bukti bahwa orang desa itu malas untuk belajar juga berfikir.
Dengan pengetahuan yang terbatas, masyarakat desa cenderung bersikap pasrah (terserah pada Yang Maha Kuasa). Atau juga ada sebagian masyarakat yang percaya akan adanya kekuatan rohani dari tempat-tempat yang dianggap keramat. Seperti misalnya makam, pohon yang besar, manusia yang ahli dalam bidang supranatural atau lebih dikenal dengan dukun. Mereka yang tidak mengerti akan kekuatan islam, akan percaya dengan hal-hal yang berbau mistis seperti itu.
Berbagai kekuatan gaib yang dipercaya oleh kebanyakan masyarakat. Kekuatan gaib ini disebut dengan objek-objek keramat yang tiap tempat mempunyai cirri khas masing-masing. Kepercayaan kepada berbagai kekuatan gaib tersebut meliputi kepercayaan kepada tuhan-tuhan, dewa-dewa, peri, dan makhluk halus lainnya. Kekuatan-kekuatan gaib tersebut dipercayai dapat memberikan pertolongan pada manusia, dalam keadaan kritis, dan biasanya berada di luar batas wilayah kemampuan manusia.


B.            Mengenal Budaya Jawa

Islam terkadang digunakan sebagai alat perlindungan bagi mereka yang mempunyai hubungan khusus dengan roh gaib. Budaya jawa lebih cenderung sering melakukan kegiatan-kegiatan seperti masa terdahulu sebelum islam datang. Kebanyakan orang jawa saat menerima islam tetap sambil mempertahankan kelangsungan ajaran lamanya.
Bagi orang Jawa, hakikat Kejawen adalah Kebatinan, yang artinya ‘ilmu tentang sesuatu yang berada di batin’. Di dalam kejawen, apa yang menjadi titik pokok adalah beberapa ketegangan antara gaya klasik dunia kebatinan dan beberapa jenis kebatinan modern. Bila yang pertama selalu dikaitkan dengan alam roh serta pencarian kuasa, maka yang kedua lebih terarah pada kesadaran manunggal semata.
Kendati sudah jarang ditemui, praktik yang berhubungan dengan kekuatan ghaib memang masih umum, terutama di daerah perdesaan. Bahkan, sejumlah tempat keramat, termasuk makam, sumber air, gunung, gua, dan candi, tetap dikunjungi pada saat – saat tertentu demi tercapainya maksud ghaib tertentu. Seperti pencarian jodoh, kesuksesan, dalam pekerjaan maupun ujian, suksesnya suatu kegiatan, dan kekayaan.
Orang jawa juga memang telah menggunakan pengetahuan tentang karma untuk melukiskan atau menghadapi jalan rohani. Di samping itu, Islam pun sudah meninggalkan jejak di jagat kebatinan, yaitu pada ranah wacana dan gaya kejiwaannya yang diambil dari gaya tasawuf, pada prinsipnya dengan penekanan pada Ketuhanan.
Dalam tradisi mistik, seperti di Jawa, teknik spiritualnya memang beraneka ragam : sebagian mempercayai suatu makam yang dianggap keramat, mempercayai adanya hari yang baik dan hari yang kurang baik, jika akan ada pernikahan mereka mempercayai kecocokan menurut weton.
Upacara siklus kehidupan di bidang pertanian, merupakan salah satu contoh kebudayaan di pedesaan. Misalnya upacara “anak masih dalam kandungan (mitoni) untuk masyarakat Jawa, maupun sampai pada upacara perkawinan, dsb.”
Upacara yang dilakukan ini, pada dasarnya mempunyai fungsi untuk menetralisir rasa khawatir mereka terhadap sesuatu peristiwa yang bakal terjadi, yang belum mereka ketahui. Dengan adanya berbagai upacara-upacara demikian ini, kita bisa melihat bahwa di masyarakat desa kita jumpai agama bukan lagi dalam sifatnya yang murni, akan tetapi sudah berbaur dengan unsur-unsur lain seperti tradisi ataupun adat tadi.


C.           Hubungan Budaya dengan Islam

Agama islam adalah sebagai ‘keyakinan hidup’ rohani bagi pemeluknya, baik perseorangan maupun sebagai jamaah, adalah jawaban manusia kepada panggilan Ilahi di dalam alam dan rahmat. Keyakinan itu memuat iman, sikap sembah, rasa hormat, rasa tobat, dan syukur yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia.
Islam adalah nilai-nilai yang berasal dari Tuhan. Jadi nilai-nilai agama tidak dapat disetarakan dengan karya-karya kebudayaan.
Jika kita pandang tradisi dalam pengertian yang sederhana adalah adat. Dan adat ini adalah aturan sikap dan tingkah laku dalam hidup berkelompok. Yaitu aturan yang berasal dari masa lampau. Oleh karena itu dalam pengertian tradisi, selalu terkandung pengertian “ajeg” dari waktu ke waktu. Dengan demikian masyarakat tradisional adalah masyarakat yang “ajeg” yang relatif hampir tidak menunjukkan perubahan sama sekali.
Memang jika kita melihat masyarakat desa yang masih sederhana, dan tradisi masih bisa bertahan dengan kuat. Manusia adalah pelaku kebuda-yaan. Ia menjalankan kegiatannya untuk mencapai suatu yang berharga baginya.
Kebudayaan harus dibedakan dengan agama. Sebenarnya agama melingkupi usaha manusia untuk beribadah sebagai sarana untuk mencari ampunan dari Sang Pencipta. Dan kebudayaan adalah sesuatu yang spesifik insane, realisasi dari bawah, bukan rahmat dari atas.
Dari kebudayaan diharapkan manusia dapat membuang khayalan palsu. Aspek formal dari kebudayaan terletak dalam karya budi yang mentransformasikan data, fakta, situasi dan kejadian alam yang dihadapinya itu menjadi nilai bagi manusia. Martabat kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilainya, karena tanpa nilai terdapat kemungkinan yang menyeleweng. Kebudayaan adalah khayalan kosong bila tidak berdasarkan kebenaran, keutamaan, dan keadilan.


D.           Budaya dalam Pandangan Islam

Islam datang tidak sekadar mengatur satu sisi kehidupan manusia, tetapi seluruh aspek kehidupan yang tidak luput dari aturan syariatnya. Suatu perkara (jalan) yang bertujuan pada hal kebaikan, maka jalan yang ditempuh itu merupakan kebaikan. Dan jika jalan yang ditempuh memiliki tujuan untuk menuju keburukan maka hal itu jelas buruk pula hukumnya. Seperti itulah islam memandang kebudayaan.

Secara spesifik, islam memandang budaya pada umumnya dibagi menjadi 2, diantaranya :
1.    Menerima dan mengembangkan budaya yang sesuai dengan prinsip-prinsip islam dan berguna bagi pemuliaan kehidupan umat manusia. Misalnya, tradisi belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Seperti para Khalifah Muslimin yang mendorong Ilmuwan untuk menggalakkan penelitian dan penemuan baru.
2.    Menolak tradisi dan unsur-unsur budaya yang bertentangan dengan prinsip-prinsip islam. Seperti kebiasaan minum khamr dan beristri lebih dari empat.
















BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Kebudayaan singkatnya, adalah penciptaan, penerbitan dan pengolahan nilai-nilai insani. Terlingkup didalamnya usaha memanusiakan bahan alam mentah serta hasilnya. Dalam bahan alam, alam diri dan alam lingkungannya baik fisik maupun sosial, nilai-nilai diidentifikasikan dan diperkembangkan sehingga sempurna. Membudayakan alam, memanusia-kan hidup, menyempurnakan hubungan kemanusiaan merupakan kesatuan yang tak terpisahkan. Dalam agama, manusia menerima rahmat yang mengatasinya dan menyempurnakannya dalam hubungan dengan Ilahi.

B.            Saran
Demikianlah yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.







DAFTAR PUSTAKA
Stange, Paul, Kejawen Modern (Hakikat dalam Penghayatan Sumarah), (Yogyakarta : LKiS, 2009), cet. 1.
Leibo, Jefta, Sosiologi Pedesaan, (Yogyakarta : Andi Offset, 1995), cet.1.
Bakker, Jan, Filsafat Kebudayaan, (Yogyakarta : Kanisius, 1984), cet.12.
Kahmad, Dadang, Metodologi Penelitian Agama, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2000), cet. 1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar